Peristiwa - Peristiwa Penting Pada Era Reformasi
Era Reformasi
Reformasi merupakan suatu
perubahan tatanan perikehidupan lama menjadi perikehidupan baru yang lebih
baik. Terjadinya peristiwa reformasi merupakan hal yang sudah dirunggu-tunggu oleh
seluruh bangsa Indonesia mengingat banyak penderitaan yang sudah mereka alami
selama berada dibawah keotoriteran seorang Soeharto. Peristiwa reformasi ini
diwujudkan dengan mengundurkan dirinya Soeharto dari jabatan sebagai presiden
Republik Indonesia.
A.
FAKTOR
PENYEBAB PERISTIWA REFORMASI
Banyak hal yang mendorong
terjadinya peristiwa reformasi,yaitu terjadinya berbagai macam krisis. Terutama
ketidakadilan dalam bidang politik,ekonomi dan hokum. Tekad Orde Baru pada awal
kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasiladan UUD 1945
secara murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setelah Orde Baru memegang tumpuk
kekuasaan dalam mengendalikan pemerintahan,muncul suatu keinginan untuk terus
menerus mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini menimbulkan
akses-akses nagatif, yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut.
Akhirnya penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan
ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD 1945,banyak dilakukan pada
pemerintahan masa orde baru.
1.
Krisis
Politik
Permasalahan politik muncul
karena demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya, sehingga terdapat kesan
bahwa kedaulatan berada di tangan pihak/kelompok tertentu bahkan lebih banyak
dipegang oleh kelompok penguasa. Segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
orde baru selalu dengan alasan dalam kerangka pelaksanaan demokrasi
Pancasila,namun yang sebenarnya terjadi adalah dalam rangka mempertahankan
kekuasaan penguasanya (Soeharto). Padahal dalam UUD 1945 Pasal 2 telah
disebutkan bahwa “kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya
oleh MPR”. Pada dasarnya secara hokum kedaulatan rakyat tersebut dilakukan oleh
MPR sebagai wakil-wakil rakyat, namun faktanya angora MPR sudah diatur dan di
rekayasa,sehingga sebagian besar anggota MPR diangkat berdasarkan ikatan
kekeluargaan (nepotisme).
Keadaan ini mendorong
munculnya rasa tidak percaya dari masyarakat terhadap wakil-wakil mereka
tersebut (MPR & DPR). Ketidakpercayaan tersebutlah yang mendorong munculnya
gerakan reformasi. Selain itu,pada masa orde baru pemerintah juga tidak
berhasil membangun kehidupan politik yang terbuka ,demokratis,jujur dan adil.
Pemerintah bersikap tertutup.otoriter dan personal. Masyarakat yang memnerikan
kritik terhadap pemerintah akan dianggap anti pemerintah,menghina kepala
Negara,dan anti pancasila. Akibatnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang
demokratis tidak terwujud. Golkar yang menjadi partai besar pada masa itu
doperalat oleh pemerintah orde baru untuk mengamankan kehendak penguasa.
Kehidupan politik pada masa
orde baru memang bersifat represif, yaitu adanya tekanan yang kuat dari
pemerintah terhadap pihak oposisi atau orang-orang yang berpikir kritis,dimana
cirri-ciri kehidupan politik yang represif diantaranya adalah :
a.
Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan
pemerintah dituduh sebagai tindakan subversif (menentang Negara Kesatuan Republik
Indonesia).
b.
Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang melahirkan demokrasi
semu atau demokrasi rekayasa
c.
Terjadinya KKN yang merajalela dan masyarakat tidak memiliki
kebebasan untuk mengontrolnya.
d.
Pelaksanaan dwi fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap
warga Negara sipil untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintah
e.
Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas.
Mekipun Soeharto terpilih menjadi presiden melalui sidang Umum MPR namun
pemilihan tersebut merupakan hasil rekayasa dan tidak demokratis.
Gerakan reformasi menuntut
terjadinya perombakan/reformasi total disegala bidang termasuk keanggotaan
MPR,DPR yang menurut masyarakat sarat dengan unsure KKN. Gerakan reformasi juga
menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap lima paket undang-undang politik
yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan,yaitu diantaranya :
a.
UU
No 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
b.
UU
No 2 Tahun 1985 tentang Susunan,Kedudukan,Tugas,dan Wewenang DPR/MPR
c.
UU
No 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya
d.
UU
No 5 Tahun 1985 tentang Referendum
e.
UU
No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa
Kondisi dan situasi politik
di Indonesia semakin memburuk setelah terjadinya peristiwa kelabu pada tanggal
27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul sebagai akibat terjadinya pertikaian di
dalam internal Partai Demokrasi Indonesia. Krisis politik sebagai salah satu
factor pendorong reformasi bukan hanya menyangkut masalah internal PDI saja
namun masyarakat menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan masyarakat
maupun pemerintah Indonesia. Pada masa itu sikap pemerintah akan sangat keras
terhadap siapapun yang berani memberikan kritik maupun menentang terhadap
kebijakan pemerintah. Selain itu masyarakat juga menuntut adanya pembatasan
masa jabatan presiden.
2.
Krisis
Hukum
Rekayasa-rekayasa yang
dibangun pemerintahan Orde Baru tidak terbatas pada bidang politik. Dalam
bidang hukum pun, pemerintah melakukan intervensi. Artinya,kekuasaan peradilan
harus dilaksanakan untuk melayani kepentingan para penguasa dan bukan untuk
melayani masyarakat dengan penuh keadilan. Bahkan,
hukum sering dijadikan alat pembenaran para penguasa.
Kenyataan itu bertentangan
dengan ketentuan pasa 24 UUD 1945 yang menyatakanbahwa”kehakiman memiliki
kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah (eksekutif)”.
Dengan adanya ketidakadilan-ketidakadilan di bidang hokum tersebut mendorong
masyarakat untuk menuntut adanya reformasi. Mahasiswa sebagai salah satu motor
penggerak adanya reformasi juga melakukan tuntutan dalam bidang hokum agar
dapat menddudukkan masalah-masalah hokum pada kedudukan atau posisi yang
sesunggunya.
3.
Krisis
Ekonomi
Dengan adanya krisis yang
melanda Negara-negara Asia Tenggara pada bulan Juli 1996 ternyata juga
mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Indonesia belum mampu menghadapi
krisis global yang melanda dunia. Krisis ekonomi Indonesia diawali dengan
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Pada tanggal 1
Agustus 1997, nilai tukar rupiah turun dari Rp 2,575.00 menjadi Rp 2,603.00per
dollar Amerika Serikat. Pada bulan Desember 1997, nilai tukar rupiah terhadap
dollar Amerika Serikat turun menjadi Rp 5,000.00 per dollar. Bahkan, pada bulan
Maret 1998, nilai tukarrupiah terus melemah dan mencapai titik terendah, yaitu
Rp 16,000.00 per dollar.
Ketika nilai tukar rupiah
semakin melemah maka pertumnbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0% dan berakibat
pada iklim bisnis yang semakin lesu. Akibatnya banyak perusahaan ditutup yang
berimbas pada naiknya jumlah pengangguran dan naiknya tingkat kemiskinan.
Selain itu,daya beli menjadi rendah dan sulit mencari bahan-bahan kebutuhan
pokok.
Kondisi moneter Indonesia
mengalami keterpurukan yaitu dengan dilikuidasikannya sejumlah bank pada akhir
tahun 1997. Sementara itu untuk membantu bank bank yang bermasalah, pemerintah
membentuk Penyehatan Perbankan Nasional (KLBI). Namun usaha yang dilakukan
pemerintah ini tidak memberikan hasil karena pinjaman bank-bank
bermasalah tersebut semakin bertambah besar dan tidak dapat dikembalikan begitu
saja.
Krisis ekonomi yang melanda
Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai kondisi, seperti:
a.
Hutang
luar negeri Indonesia yang sangat besar menjadi
penyebab terjadinya krisis ekonomi. Meskipun,
hutang itu bukan sepenuhnya hutang Negara (hutang swasta), tetapi sangat besar
pengaruhnya terhadap upaya-upaya untuk mengatasi krisis ekonomi. Utang yang
menjadi tanggungan Negara hingga 6 Februari 1998 mencapai 63,462 miliar dollar
AS,sedangkan hutang swasta mencapai 73,962 miliar dollar AS. Akibat dari hutang
tersebut maka kepercayaan luar negeri terhadap Indonesia semakin
menipis.keadaan seperti ini juga dipengaruhi oleh keadaan perbankan Indonesia
yang dianggap tidak sehat karena adanya kolusi dan korupsi serta tingginya
kredit macet.
b.
Industrialisasi
Pemerintah Orde Baru ingin menjadikan negara
RI sebagai Negara industri. Keinginan itu tidak sesuai dengan kondisi nyata
masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia merupakan sebuah masyarakat agraris
dengan tingkat pendidikan yang sangat rendah (rata-rata).
c.
Pemerintahan
Sentralistik
Pemerintahan Orde Baru sangat sentralistik
sifatnya sehingga semua kebijakan ditentukan dari Jakarta. Oleh karena itu,
peranan pemerintah pusat sangat menentukan dan pemerintah daerah hanya sebagai
kepanjangan tangan pemerintah pusat. Pelaksanaan poitik sentralistik ini
terlihat dari sebagian besar kekayaan di daerah-daerah diangkut ke pusat. Hal
ini menimbulkan ketidakpuasan pemerintah dan rakyat di daerah terhada[p
pemerintah pusat.
Krisis moneter tidak hanya
menimbulakan kesulitan keuangan Negara tetapi juga telah menghancurkan keuangan
nasional. Mamasuki tahun anggaran 1998/1999 krisis moneter yelah mempengaruhi
aktivitas ekonomi lainnya. Kondidsi perekonomian semakin memburuk karena pada
akhir 1997 persediaan sembako di pasaran mulai menipis. Hal ini mengakibatkan
harga-harga barang naik secara tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan
makanan mulai melanda masyarakat.
Untuk mengatasi kesulitan
moneter,pemerintah meminta bantuan IMF. Namun kucuran dana daii IMF yang sangat
diharapkan oleh pemerintah belum terrealisasi walaupun pada tanggal 15 Januari
1998 Indonesia telah ,menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of intent
atau LOL) dengan IMF. Beban kehidupan masyarakat pun semakin berat ketika pada
tanggal 12 Mei 1998 pemerintah mengumumkan kenaikan ongkos angkutan dan BBM.
Dengan itu,barang kebutuhan ikut naik dan masyarakat semakin sulit memenuhi
kebutuhan hidup.
4.
Krisis
Kepercayaan
Dengan adanya krisis
ekonomi.politik dan hokum mengakibatkan adanya krisis kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah. Masyarakat menjadi hilang kepercayaan kepada pemerintah.
Dengan adanya berbagai penderitaan ekonomi dan politik yang dialami masyarakat
mendorong terjadinya perilaku negative dan anarkhis. Beban yang semakin berat
serta tidak adanya kepastian kapan berakhirnya penederitaan yang mereka alami
mengakibatkan masyarakat frustasi dan semakin membuat masyarakat tidak percaya
kepada pemerintah. Ketidakpuasan ini ditunjukkan dengan melakukan demonstrasi
besar-besaran yang banyak berakhir pada kerusuhan yang memakan banyak korban di
beberapa daerah.
B.
KRONOLOGIS
PERISTIWA REFORMASI/BERAKHIRNYA MASA JABATAN SOEHARTO
a.
22
Januari 1998
Rupiah tembus 17.000,- per dolar AS, IMF tidak menunjukkan rencana bantuannya.
Rupiah tembus 17.000,- per dolar AS, IMF tidak menunjukkan rencana bantuannya.
b.
12
Februari 1998
Soeharto menunjuk Wiranto, menjadi Panglima Angkatan Bersenjata.
Soeharto menunjuk Wiranto, menjadi Panglima Angkatan Bersenjata.
c.
5
Maret 1998
20 Mahasiswa Universitas
Indonesia mendatangi gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato
pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan
menyerahkan agenda Reformasi Nasional. Mereka diterima oleh fraksi ABRI.
d.
10 Maret 1998
Soeharto terpilih kembali untuk masa jabatan
lima tahun yang ketujuh kali dengan menggandeng B.J. Habibie sebagai Wakil
Presiden.
e. 14
Maret 1998
Soeharto mengumumkan cabinet baru yang
dibamai dengan Kabinet Pembangunan VII.Bob Hasan dan anak Soeharto, Siti
Hardiyanti Rukmana terpilih sebagai menteri.
f. 1
Mei 1998
Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono
dan Menteri Penerangan Alwi
Dahlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun
2003.
g. 2
Mei 1998
Pernyataan itu diralat dan kemudian
dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang
(1998).
h. 4
Mei 1998
Harga BBM meroket 71%, disusul 3 hari
kerusuhan di Medan dengan korban sedikitnya 6 meninggal.
i. 7
Mei 1998
Peristiwa Cimanggis,
bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan terjadi di kampus Fakultas
Teknik Universitas Jayabaya,Cimanggis
yang mengakibatkan sedikitnya 52 mahasiswa dibawa ke RS Tugu Ibu, Cimanggis.
Dua di antaranya terkena tembakan di leher dan lengan kanan, sedangkan sisanya
cedera akibat pentungan rotan dan mengalami iritasi mata akibat gas air mata.
j. 8
Mei 1998
Peristiwa Gejayan, 1 mahasiswa
Yogyakarta tewas terbunuh.
k. 9
Mei 1998
Soeharto Berangkat seminggu
ke Mesir untuk menghadiri pertemuanKTT G-15.
Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.
l.
12
Mei 1998
Tragedi
Trisakti, 4 Mahasiswa Trisakti terbunuh.
m. 13Mei1998
Kerusuhan Mei 1998 pecah di Jakarta. Kerusuhan juga terjadi di kota Solo. Soeharto yang sedang menghadiri pertemuan negara-negara berkembang G-15 di Kairo, Mesir, memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sebelumnya, dalam pertemuan tatap muka dengan masyarakat Indonesia di Kairo, Soeharto menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Etnis Tionghoa mulai eksodus meninggalkan Indonesia.
Kerusuhan Mei 1998 pecah di Jakarta. Kerusuhan juga terjadi di kota Solo. Soeharto yang sedang menghadiri pertemuan negara-negara berkembang G-15 di Kairo, Mesir, memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sebelumnya, dalam pertemuan tatap muka dengan masyarakat Indonesia di Kairo, Soeharto menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Etnis Tionghoa mulai eksodus meninggalkan Indonesia.
n.
14
Mei 1998
Demonstrasi terus bertambah besar hampir di seluruh kota-kota di Indonesia, demonstran mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD di daerah.
Demonstrasi terus bertambah besar hampir di seluruh kota-kota di Indonesia, demonstran mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD di daerah.
o.
18
Mei 1998
Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar,
Harmoko, meminta Soeharto untuk turun dari jabatannya sebagai presiden. Jenderal Wiranto mengatakan bahwa
pernyataan Harmoko tidak
mempunyai dasar hokum. Wiranto mengusulkan pembentukan "Dewan
Reformasi". Gelombang pertama
mahasiswa dari FKSMJ, Forum Kota, UI dan HMI MPO memasuki halaman dan menginap
di Gedung DPR/MPR. Mahasiswa menduduki
Gedung DPR/MPR.
p.
19
Mei 1998
Soeharto berbicara di TV, menyatakan dia
tidak akan turun dari jabatannya, tetapi menjanjikan pemilu baru akan
dilaksanakan secepatnya. Beberapa tokoh Muslim, termasuk Nurcholish Madjid dan
Abdurrahman Wahid, bertemu dengan Soeharto. Ribuan mahasiswa menduduki Gedung
DPR/MPR, Jakarta. Dilaporkan Bentrokan terjadi
dalam demonstrasi di Universitas Airlangga, Surabaya.
q. 20
Mei 1998
Amien Rais membatalkan rencana demonstrasi
besar-besaran di Monas, setelah 80.000 tentara bersiaga di kawasan Monas. 500.000 orang berdemonstrasi di Yogyakarta,
termasuk Sultan Hamengkubuwono X. Demonstrasi besar lainnya juga terjadi di
Surakarta, Medan, Bandung. Harmoko
mengatakan Soeharto sebaiknya mengundurkan diri pada Jumat, 22 Mei, atau
DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru. Sebelas
menteri kabinet mengundurkan diri, termasuk Ginandjar Kartasasmita, milyuner
kayu Bob Hasan, dan Gubernur Bank Indonesia
Syahril Sabirin.
r.
21
Mei 1998
Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada
hari Kamis 21 Mei 1998 pukul 9.00 WIB di Istana Merdeka. Wakil
Presiden B.J. Habibie menjadi presiden baru Indonesia. Jenderal Wiranto
mengatakan ABRI akan tetap melindungi presiden dan mantan-mantan presiden. Terjadi
perdebatan tentang proses transisi ini. Yusril Ihza Mahendra, salah satu yang
pertama mengatakan bahwa proses pengalihan kekuasaan adalah sah dan
konstitusional.
s.
22Mei1998
Habibie mengumumkan susunan "Kabinet Reformasi". Letjen Prabowo Subiyanto dicopot dari jabatan Panglima Kostrad. Di Gedung DPR/MPR, bentrokan hampir terjadi antara pendukung Habibie yang memakai simbol-simbol danAtribut keagamaan dengan mahasiswa yang masih bertahan di Gedung DPR/MPR. Mahasiswa menganggap bahwa Habibie masih tetap bagian dari Rezim Orde Baru. Tentara mengevakuasi mahasiswa dari Gedung DPR/MPR ke Universitas AtmaJaya.
Habibie mengumumkan susunan "Kabinet Reformasi". Letjen Prabowo Subiyanto dicopot dari jabatan Panglima Kostrad. Di Gedung DPR/MPR, bentrokan hampir terjadi antara pendukung Habibie yang memakai simbol-simbol danAtribut keagamaan dengan mahasiswa yang masih bertahan di Gedung DPR/MPR. Mahasiswa menganggap bahwa Habibie masih tetap bagian dari Rezim Orde Baru. Tentara mengevakuasi mahasiswa dari Gedung DPR/MPR ke Universitas AtmaJaya.
C.
TOKOH-TOKOH
REFORMASI
Terdapat nama-nama yang
mencuat seiring terjadinya peristiwa reformasi, dimana mereka dianggap sebagai
pahlawan proklamasi yang kedua oleh masyarakat. Mereka adalah BJ Habibie,
Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY). Mereka dianggap sebagai pahlawan yang akan membawa masyarakat kearah
kehidupan yang leih baik dalam tatanan Indonesia yang baru. Namun kenyataannya
banyk sekali penyimpangan yang terjadi.
BJ Habibie
Masa pemerintahan Habibie
ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana Moneter Internasional untuk
membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu, Habibie juga melonggarkan
pengawasan terhadap media massa dan kebebasan berekspresi. Kejadian penting dalam masa pemerintahan
Habibie adalah keputusannya untuk mengizinkan Timor Timur untuk mengadakan
referendum yang berakhir dengan berpisahnya wilayah tersebut dari Indonesia
pada Oktober 1999. Keputusan tersebut
terbukti tidak populer di mata masyarakat sehingga hingga kini pun masa pemerintahan
Habibie sering dianggap sebagai salah satu masa kelam dalam sejarah Indonesia.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Pada pemilu yang
diselenggarakan pada 1999 partai PDI-P pimpinan Megawati Soekarnoputri berhasil
meraih suara terbanyak (sekitar 35%). Tetapi karena jabatan presiden masih
dipilih oleh MPR saat itu, Megawati tidak secara langsung menjadi presiden.
Abdurrahman Wahid, pemimpin PKB, partai dengan suara terbanyak kedua saat itu,
terpilih kemudian sebagai presiden Indonesia ke-4.
Megawati sendiri dipilih
Gus Dur sebagai wakil presiden. Masa
pemerintahan Abdurrahman Wahid diwarnai dengan gerakan-gerakan separatisme yang
makin berkembang di Aceh, Maluku dan Papua. Selain itu, banyak kebijakan
Abdurrahman Wahid yang ditentang oleh MPR/DPR. Beberapa catatan penting pada
masa pemerintahan Gus Dur diantaranya adalah : Tingginya jadwal kunjungan
keluar negeri tanpa memberikan nilai lebih untuk negeri ini, Meningkatnya
secara tajam pembabatan hutan di negeri ini, yang dampaknya dapat kita
rasasakan akhir-akhir ini, dan Impotennya fungsi ABRI dan nyaris tergantikan
oleh pasukan khusus yang dibuat oleh Gus Dur dengan nama Pagar Nusa, dimana
keberadaan “pasukan khusus” ini sering menimbulkan keresahan dimasyarakat.
Pada
29 Januari 2001, ribuan demonstran berkumpul di Gedung MPR dan meminta Gus Dur
untuk mengundurkan diri dengan tuduhan korupsi. Di bawah tekanan yang besar,
Abdurrahman Wahid lalu mengumumkan pemindahan kekuasaan kepada wakil presiden
Megawati Soekarnoputri. Melalui Sidang
Istimewa MPR pada 23 Juli 2001, Megawati secara resmi diumumkan menjadi
presiden Indonesia yang ke 5.
Megawati Soekarno Puteri
Megawati dilantik di tengah
harapan akan membawa perubahan kepada Indonesia karena merupakan putri presiden
pertama Indonesia, Soekarno. Meski ekonomi Indonesia mengalami banyak
perbaikan, seperti nilai mata tukar rupiah yang lebih stabil, namun Indonesia
pada masa pemerintahannya tetap tidak menunjukkan perubahan yang berarti dalam
bidang-bidang lain.
Selain itu
juga terdapat beberapa catatan penting pada masa pemerintahan Megawati yang
tentunya masi teringat dengan jelas di pikiran seluruh rakyatIndonesia.
Diantaranya adalah : Terlalu masuknya Taufik Kiemas dalam urusan
kenegaraan menjadikan Republik ini seakan dipimpin oleh dua Presiden. Hal ini Nampak
dari tidak adanya ketegasan Megawati dalam setiap keputusan yang diambilnya
selaku Presiden RI. Dalam kepemimpinan Megawati inilah juga asset-aset Negara
yang penting serta vital banyak terjual kepihak asing. Diantaranya adalah Blok
Cepu. Sebuah keputusan yang sangat merugikan negeri ini.
Popularitas Megawati yang
awalnya tinggi di mata masyarakat Indonesia, menurun seiring dengan waktu. Hal
ini ditambah dengan sikapnya yang jarang berkomunikasi dengan masyarakat
sehingga mungkin membuatnya dianggap sebagai pemimpin yang 'dingin'. Megawati menyatakan pemerintahannya berhasil
dalam memulihkan ekonomi Indonesia, dan pada 2004, maju ke Pemilu 2004 dengan
harapan untuk mempertahankan kekuasaannya sebagai seorang Presiden Republik
Indonesia.
Susilo Bambang Yudhoyono
Pada tahun 2004, Indonesia
menyelenggarakan pemilu presiden secara langsung pertamanya. Ujian berat
dihadapi Megawati untuk membuktikan bahwa dirinya masih bisa diterima mayoritas
penduduk Indonesia. Dalam kampanye, seorang calon dari partai baru bernama
Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono,
muncul sebagai saingan yang hebat baginya. Partai
Demokrat yang sebelumnya kurang dikenal, menarik perhatian masyarakat dengan
pimpinannya, Yudhoyono, yang karismatik dan menjanjikan perubahan kepada
Indonesia. Karisma Yudhoyono berhasil menarik hati mayoritas pemilih dan
Demokrat memenangkan pemilu legislatif pada awal 2004, yang diikuti kemenangan
Yudhoyono pada pemilihan presiden.
D.
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
PADA MASA REFORMASI
Kebijakan Pada Masa Pemerintahan BJ.Habibie
Kebijakan yang diambil pada masa pemeintahan
BJ Habibie diantaranya adalah :
a.
Kebijakan
dalam bidang politik dan hukum
Reformasi dalam bidang politik berhasil
mengganti lima paket undang-undang masa Orde Baru dengan tiga undang-undang
politik yang lebih demokratis. Undang undang tersebu adalah :
1.
UU
No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik.
2.
UU
No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.
3.
UU
No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan DPR/MPR
b.
Membentuk
Kabinet Reformasi Pembangunan
Pada tanggal 22 Mei 1998 Habibie membentuk
cabinet baru yang dinamai Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri
atas 16 orang menteri dan para menteri tersebut diambil daari unsure unsure
militer (ABRI),Golkar,PPP dan PDI.
c.
Mengatasi
masalah dwifungsi ABRI
Setelah dilaksanakannya reformasi, peran ABRI
di Perwakilan Rakyat DPR mulai dikurangi secara bertahap yaitu dari 75 orang
menjadi 38 orang. Langkah lain yang ditempuh adalah pemisahan angkatan yang
semula terdiri atas Angkatan darat, laut, udara serta kepolisian. Kemudian
Polri berubah menjadi Kepolisian Negara dan istilah ABRI pun berubah menjadi TNI
yang terdiri atas angkatan darat, laut dan udara. Mulai tanggal 15 Mei 1999.
d.
Mengadakan
Sidang Istimewa.
Sidang Istimewa yang dilaksanakan 10-13
November 1998 diharapkan MPR benar-benar menyurahkan aspirasi masyarakat dengan
perdebatan yang lebih terbuka dan dapat menampung aspirasi masyarakat. Hasil
rapat tersebut menghasilkan 12 ketetapan.
e.
Kebijakan
dalam bidang ekonomi
Untuk memperbaiki perekonomian yang terpuruk,
terutama dalam sektor perbankan, pemerintah membentuk Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya pemerintah mengeluarkan UU No. 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat, serta UU No.
8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Selain itu, yang dilakukan Habibie
adalah merekapitulasi perbankan, merekonstruksi perekonoian Indonesia,
melikuidasi bank bank yang bermasalah, menaikkan nilai tukar rupiah terhadap
dollar Amerika Serikat hingga dibawah Rp 10.000, dan mengimplementasikan
reformasi yang diisyaratkan IMF.
f.
Kebijakan
menyampaikan pendapat dan pers
Kebebasan menyampaikan pendapat terlihat dari
munculnya partai-partai politik dari berbagai golongan dan ideologi. Masyarakat
bisa menyampaikan kritik secara terbuka kepada pemerintah. Di samping kebebasan
dalam menyatakan pendapat, kebebasan juga diberikan kepada pers. Reformasi
dalam pers dilakukan dengan cara menyederhanakan permohonan Surat Izin Usaha
Penerbitan (SIUP).
g.
Pelaksanaan
pemilu
Pada masa pemerintahan Habibie, berhasil
diselenggarakan pemilu multipartai yang damai dan pemilihan presiden yang
demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai politik.
Kebijakan Pada Masa Pemerintahan Abdur Rahman
Wahid
a.
Meneruskan
kehidupan yang lebih demokratis seperti pemerintahan selanjutnya.
Diantaranya dengan memberikan kebebasan
berpendapat dikalangan masyarakat minoritas, kebebasan beragama, memperbolehkan
kembali budaya Tiong Hoa.
b.
Merestrukturisasi
lembaga pemerintahan
Dilakukan dengan menghapus departemen yang
dianggap tidak efisien diantaranya adalah menghilangkan departemen
penerangan dan social untuk emngurangi pengeluaran anggaran, membentuk Dewan
Keamanan Ekonomi Nasional
Kebijakan Pada Masa Pemerintahan Megawati
Soekarno Putri
a.
Memilih
dan menetapkan
Dilakukan dengan meningkatkan kerukunan antr
elemen bangsa dan menjaga persatuan dan kesatuan. Namun usaha ini terganggu
dengan terjadinya Peristiwa Bom Bali yang mengakibatkan turunnya kepercayaan
internasional.
b.
Membangun
tatanan politik yang baru
Diwujudkan dengan dikeluarkanny UU tentang
Pemilu, susunan dan kedudukan MPR/DPR dan pemilihan presiden dan wakil
presiden.
c.
Menjaga
keutuhan NKRI
Menindak setiap usaha yang mengancam keutuhan
NKRI seperti kasus ceh, Ambon, Papua, dan Poso. Hal tersebut diberi perhatian
karena mengingat telah lepasnya Timor Timor dari RI.
d.
Melanjutkan
Amandemen 1945
Dilakukan agar lebih sesuai dengan dinamika
dan perubahan zaman.
e.
Meluruskan
otonomi daerah
Keluarnya UU tentang otonomi daerah
menimbylkan penafsiran yang berbeda tentang pelaksanaan otonomi daerah sehingga
pelurusan dilakukan denganpembinaan terhadap daerah.
Kebijakan Pada Masa Pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono
a.
Anggaran
pendidikan ditingkatkan menjadi 20% dari keseluruhan APBN
b.
Konversi
minyak tanah ke gas.
c.
Memberikan
BLT (Bantuan Langsung Tunai)
d.
Pembayaran
utang secara bertahap terhadap badan PBB
e.
Buy
Back saham BUMN
f.
Pelayanan
UKM (Usaha Kecil Menengah) bagi rakyat kecil
g.
Subsidi
BBM
h.
Memudahkan
prosedur bagi inverstor asing untuk berinvestasi di Indonesia
i.
Meningkatkan
sector pariwisata dengan mencanangkan Visit Indonesia 2008
j.
Pemberian
bibit unggul terhadap petani
k.
Pemberantasan
korupsi melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
SIMPULAN
Reformasi merupakan suatu
perubahan tatanan perikehidupan lama menjadi perikehidupan baru yang lebih
baik. Factor penyebab terjadinya peristiwa Reformasi adalah karena adanya
Krisis Politik, Ekonomi, Hukum dan Kepercayaan. Terjadiny peristiwa reformasi
karena didorong oleh beberapa krisis tadi mendorong aksi mahasiswa menuntut
reformasi demi kehidupan yang lbih baik mengingat akan banyaknya penderitaan
yang sudah dialami oleh rakyat. Karena paksaan dari berbagai pihak itulah akhirnya
Presiden Soeharto mengundurkandiri dari kedudukan presiden pada tanggal 21 Mei
1998 dan kemudian digantikan oleh BJ Habibie sebagai presiden RI. Tokoh-tokoh
yang namanuya mencuat sebagai tokoh Reformasi diantaranya adalah BJ Habibie,
Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Tokoh
tokoh tersebut dianggap akan memperjuangkan kesejahteraan rakyat,rakyat banyak
menggantngkan nasib kepada tokoh-tokoh tersebut. Namun pada kenyataannya
sebagian besar dari mereka hanya menjadikan momen kekuasaan mereka
sebagai jembatan emas menuju jabatan RI-1 (Presiden,Penguasa). Kebanyakan dari
mereka tidak terlalu banyak merubah nasib rakyat dilihat dari masih banyaknya
masalah yang terjadi pada masa mereka. Terdapat beberapa kebijakan yang dibuat
pada masa Reformasi,mulai dari masa pemerintahan Habibie hingga Susilo Bambang
Yudhoyono untuk menyelesaikan beberapa masalah dalam boding politik, hokum,
ekonomi, dan social.
Post a Comment